PROFIL
DESA JATEN
A.
Data Umum
Secara geografis Desa Jaten terletak pada posisi (7°21'- 7°31')
Lintang Selatan dan (110°10'-111°40')
Bujur Timur. Topografi ketinggian desa ini adalah berupa daratan sedang yaitu
sekitar 456 m di atas permukaan air
laut. Berdasarkan data BPS kabupaten Ngawi tahun 2004, selama tahun 2004 curah
hujan di Desa Jaten rata-rata mencapai (2.400) mm. Curah hujan terbanyak terjadi pada bulan Desember hingga
mencapai (405,04) mm yang merupakan curah hujan tertinggi selama kurun waktu
2000-2008.
Secara administratif,
Desa Jaten terletak di wilayah
Kecamatan Jogorogo Kabupaten Ngawi
dengan posisi dibatasi oleh wilayah desa-desa tetangga. Di sebelah Utara berbatasan
dengan Desa Brubuh, Di sisi Barat berbatasan dengan Desa Kletekan Di sisi
Selatan berbatasan dengan Desa Girimulyo,
sedangkan di sisi timur berbatasan dengan Desa Talang Kecamatan Jogorogo.
Jarak tempuh Desa Jaten
ke ibu kota kecamatan adalah 3,5 km,
yang dapat ditempuh dengan waktu sekitar 15
menit.
Luas Wilayah Desa Jaten
adalah 318,36 Ha. Luas lahan yang ada terbagi ke dalam beberapa peruntukan,
yang dapat dikelompokkan seperti untuk fasilitas umum, pemukiman, pertanian,
perkebunan, kegiatan ekonomi dan lain-lain.
Luas lahan yang
diperuntukkan untuk pemukiman adalah 59,87 Ha. Luas lahan yang diperuntukkan
untuk Pertanian adalah 138,5 Ha. Luas
lahan untuk ladang tegalan dan perkebunan adalah 106,81 Ha. Luas lahan untuk Hutan Produksi adalah ....-..... Ha.
Sedangkan luas lahan untuk fasilitas umum adalah sebagai berikut: untuk
perkantoran 0,28 Ha, sekolah 1,8 Ha,
olahraga ...-... Ha, dan tempat pemakaman umum 11,1 Ha.
Wilayah Desa Jaten
secara umum mempunyai ciri geologis berupa lahan tanah merah yang sangat cocok sebagai
lahan pertanian dan perkebunan. Secara prosentase kesuburan tanah Desa Jaten
terpetakan sebagai berikut: sangat subur
.....-...... Ha, subur 172,5 Ha,
sedang 132.68 Ha,
tidak subur/ kritis .......-........ Ha. Hal ini memungkinkan tanaman padi
untuk dapat panen dengan menghasilkan 4,5
ton/ ha. Tanaman jenis palawija juga
cocok ditanam di sini.
Berdasarkan data yang
masuk tanaman palawija seperti kacang tanah,
kacang panjang, jagung, dan ubi kayu, ubi jalar, serta tanaman buah seperti
mangga, rambutan, durian dan pisang juga mampu menjadi sumber pemasukan (income)
yang cukup handal bagi penduduk desa ini. Untuk tanaman perkebunan, jenis tanaman
tebu merupakan tanaman handalan. Kondisi alam yang demikian ini telah
mengantarkan sektor pertanian secara umum menjadi penyumbang Produk Domestik
Desa Bruto (PDDB) terbesar yaitu Rp 4.000.000 atau hampir 45 % dari Produk
Domestik Desa Bruto (PDDB) Desa yang secara total mencapai Rp 30.750.000.
Jenis tanah merah dan
berbatu Desa Jaten ini tepat sebagai
lahan pemukiman dan jalan, karena cenderung kokoh namun agak rawan longsor. Karenanya,
masyarakat Desa Jaten dalam membuat tembok bangunan memerlukan lebih banyak
material. Sebab bangunan tembok, kalau pondasinya tidak
maksimal kuat akan beresiko pecah dan bisa membahayakan jiwa penduduk. Dari 750 buah rumah yang ada,sekitar 400 buah rumah yang terbuat dari tembok,
sementara lainnya campuran dari papan kayu dan bambu.
Sedangkan keberadaan testur tanah merah dan berbatu dan tingkat
kemiringan yang rata-rata cukup tinggi juga mengakibatkan aliran air hujan cukup
deras sehingga sangat berpotensi menimbulkan erosi tanah, saluran-saluran
banyak yang ambrol(jugrug) termasuk jalan-jalan cepat rusak. Karenannya, pengadaan
embung dan bronjong untuk penanganan permasalahan saluran irigasi sangatlah
penting dan pilihan teknologi untuk
membangun jalan dan drainasenya dari bahan-bahan yang relatif bertahan lama
menjadi pilihan utama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar